Haruskah menyebut Nabi Muhammad dengan “Muhammad SAW”?

Posted on Rabu, 02 Maret 2011 | 0 komentar

       
Pernah aku dikritik ketika menyebut “Allah” dalam tulisanku. (Mengapa bukan “Allah SWT”?). Pernah pula aku diolok-olok ketika menyebut “Nabi Muhammad” dalam tulisanku. (Mengapa bukan “Muhammad SAW”?)
Tanggapan M Shodiq Mustika:
Haruskah menyebut Allah dengan “Allah SWT”? Haruskah menuliskan “Nabi Muhammad” dengan “Nabi Muhammad SAW”? (Tidak kelirukah menuliskan singkatan “SWT”, “SAW”, “a.s.”, “r.a.”, dan sebagainya?)
Dalam pengamatanku, Al-Qur’an tidak mengharuskan kita untuk menyebut Allah dengan “Allah SWT”. Aku melihat, ada banyak sekali ayat yang menyebut kata “Allah” saja tanpa tambahan “SWT”. Malah, sebuah ayat menyatakan dengan tegas: “Katakanlah, ‘Allah itu satu’.” (QS al-Ikhlash ayat pertama.) Ayat ini TIDAK berbunyi: “Katakanlah, ‘Allah SWT itu satu’.” Tidak ada ayat yang menyebut “Allah SWT”, bukan?
Sungguhpun demikian, aku tidak bermaksud melarang penambahan kata “SWT” atau “subhaanahuu wa ta’aalaa” dalam menyebut “Allah”. Mungkin saja ada kalanya penambahan ini bagus, khususnya untuk mengingatkan kita akan sifat-sifat Allah.
Dalam pengamatanku pula, Al-Qur’an tidak mengharuskan kita untuk menyebut “Nabi Muhammad” dengan “Muhammad SAW”. Aku melihat, ada ayat yang menyebut nama “Muhammad” begitu saja tanpa tambahan “SAW”. (Lihat QS Muhammad ayat kedua.) Sementara itu, tidak ada ayat yang menyebut “Muhammad SAW”, bukan?
Syahadat kita pun, menurut al-Hadits, demikian:
Asyhadu allaa ilaaha illallaah
Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah.
Wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah.
Memang, dalam kaitannya dengan penyebutan nama Nabi Muhammad SAW, ada sejumlah hadits yang sangat menganjurkan kita untuk bershalawat. Namun dalam pengamatanku, yang disebutkan dalam hadits-hadits tersebut adalah anjuran bershalawat ketika nama beliau disebut. Diantaranya:
Riwayat dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah saw [yang] bersabda: “Orang yang paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut ia tidak bershalawat untukku.” [H.R. Nasa’i, Tirmidzi dan Thabaraniy]
Sabda Rasulullah saw: “Celakalah seseorang yang namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak bershalawat untukku.” [H.R. Tirmidzi dan Hakim]
Aku belum pernah menjumpai adanya anjuran dari Allah atau pun Nabi Muhammad untuk menambahkan kata “SAW” ketika menyebut nama beliau. (Ada perbedaan antara “ketika disebut” dan “ketika menyebut”, bukan?)
Sungguhpun demikian, aku tidak bermaksud melarang penambahan kata “SAW” atau “shallallaahu ‘alayhi wa sallam” dalam menyebut “Nabi Muhammad” atau “Muhammad Rasulullah”. Mungkin saja ada kalanya penambahan ini bagus, khususnya untuk mengingatkan kita untuk mengucapkan shalawat ketika nama beliau disebut.
Dan Allah sajalah Yang Mahatahu.

Jadwal Shalat

    TV Streaming Indonesia



    Diberdayakan oleh Blogger.